Sistem Halaqah Syumuliyah Islamiyah

Tentang Halaqah Syumuliyah Islamiyah

Halaqah Syumuliyah Islamiyah adalah model diskusi yang memadukan antara tradisi bahtsul masail Nahdlatul Ulama dengan model diskusi objektif dan pendayagunaan sistem kecerdasan artifisial sebagai instrumen manajemen pengetahuan dan penilaian kontribusi peserta.

Kenapa Halaqah Syumuliyah Islamiyah

Bahtsul masail NU secara khusus, atau diskusi dan debat secara umum, mencerminkan kehidupan intelektual muslim nusantara. Keunggulan bahtsul masail ala NU terkait kesahihan rujukan dan otoritas hasilnya harus dipertahankan dan dikembangkan lebih lanjut sebagai model diskursus intelektual publik di luar lingkungan ulama dan pesantren.

Halaqah Syumuliyah Islamiyah berupaya untuk melestarikan tradisi bahtsul masail NU dengan menambahkan beberapa modifikasi demi mengakomodir perkembangan zaman, tren intelektual, dan teknologi, khususnya dalam hal pendayagunaan sistem kecerdasan artifisial dan aturan main diskusi objektif.

Aturan main diskusi objektif -- diuraikan secara rinci dalam dokumen Panduan Komprehensif Kerangka Diskusi Objektif (Sabrang MDP) -- dimaksudkan untuk menghindari kesalahpahaman akibat perbedaan makna istilah khusus bidang pembahasan (domain-specific language), kesesatan pikir (logical fallacies), maupun persoalan spesifik lain seperti perbedaan interpretasi adab dan akhlak antar komunitas.

Sedangkan sistem kecerdasan artifisial (dikembangkan oleh Kitiran Foundation) dimaksudkan sebagai alat bantu penyimpanan, pengelolaan, distribusi, dan pengembangan khazanah pengetahuan yang jauh lebih bisa diandalkan daripada metode tradisional seperti perpustakaan fisik dan jalur komunikasi konvensional.

Peran Mushahih dalam Halaqah Syumuliyah Islamiyah, selain untuk mentashih dan memutuskan simpulan dan rekomendasi akhir diskusi, juga memiliki peran vital sebagai pewarta mengenai sistem dan hasil-hasil Halaqah Syumuliyah Islamiyah ke arah vertikal, yakni kepada kaum ulama maupun pemangku kebijakan.

Sedangkan pewartaan ke arah horisontal, yakni ke sesama kaum santri di pesantren dan intelektual muda muslim di madrasah, kampus, dan komunitas lainnya, merupakan tanggung jawab MHS sebagai lembaga pendidikan sekaligus lembaga kajian yang bertugas menyelenggarakan Halaqah Syumuliyah Islamiyah secara berkesinambungan di berbagai tempat yang dianggap penting bagi persebaran kultur bahtsul masail ala Mahad Al-Hadlarah As-Siberniyah.

Pra Halaqah Syumuliyah Islamiyah

Sebelum penyelenggaraan Halaqah Syumuliyah Islamiyah, harus diadakan forum pra-halaqah. Forum ini dipergunakan untuk:

  • Menentukan topik, ruang lingkup, target, dan tujuan bahtsul masail.

  • Menetapkan dan mengunggah segenap rujukan tekstual yang akan dipakai dalam diskusi ke dalam sistem AI.

  • Menyusun glosarium atau penyamaan makna istilah dalam bidang khusus (domain-specific language) yang dibahas dalam diskusi dengan bantuan AI.

  • Menentukan moderator, notulen, peserta aktif, dan para mushahih.

  • Menentukan lokasi dan waktu diskusi.

  • Menentukan tata tertib khusus terkait topik, lokasi, dan waktu diskusi.

Dengan forum pra-halaqah ini, diharapkan penyelenggaraan bahtsul masail ala MHS akan terhindar dari kesalahpahaman, kegagalan penyimpulan atau pelebaran pembahasan di ruang lingkup, atau permasalahan lain terkait lokasi dan waktu bahtsul masail.

Di dalam forum pra-halaqah, demi menguatkan rujukan dan kesahihan glosarium, maka disarankan untuk melibatkan pakar sesuai topik yang akan dibahas.

Rangkaian pra-halaqah dianggap selesai setelah keenam poin di atas dilengkapi. Jika masih ada yang belum, maka forum bisa dilaksanakan lebih dari sekali.

Ada kemungkinan jika dalam forum pra-halaqah ditemukan bahwa paparan, referensi, atau pandangan awal ternyata cacat logika objektif atau tidak valid, maka halaqah batal diselenggarakan.

Penyelenggaraan Halaqah Syumuliyah Islamiyah

Yang membedakan Halaqah Syumuliyah Islamiyah dengan bahtsul masail NU adalah pendayagunaan sistem AI sebagai instrumen pengelola pengetahuan dan penilaian kontribusi peserta diskusi.

Secara umum, sistem AI berfungsi untuk:

  1. Pustaka rujukan.

    Berfungsi sebagai glosarium khusus topik bahasan (domain-specific language). Pustaka ini disusun dalam forum pra-halaqah dan akan terus diperkaya sepanjang penyelenggaraan halaqah.

  2. Penyimpanan dan pengelola pustaka pengetahuan.

    Pustaka ini merupakan arsip catatan lengkap mulai dari forum pra-halaqah, laporan naratif penyelenggaraan halaqah, poin-poin diskusi, kesimpulan, rekomendasi, dsb yang bisa diakses oleh publik atau pihak-pihak tertentu yang hak aksesnya diatur sesuai pertimbangan MHS.

  3. Sistem penilaian dan indeks kontribusi peserta.

    MHS sebagai lembaga pendidikan memerlukan sistem penilaian dan sertifikasi bagi mahasiswa dan partisipan halaqah. Penilaian dikalkulasi dan direkam oleh sistem AI untuk bisa dimonitor dan dievaluasi secara berkala sesuai kebutuhan.

Berdasarkan keterangan di atas, maka sejak dari forum pra-halaqah, penyelenggaraan halaqah, hingga pasca halaqah, sistem AI menjadi bagian integral yang harus senantiasa dijaga waktu aktifnya dan diawasi setiap perubahan pola pikir dan kinerjanya.

Tentu saja sistem Halaqah Syumuliyah Islamiyah dan sistem AI penunjangnya tidak bisa disusun dan ditetapkan dalam sekali waktu. Sebaliknya, sistem yang baik adalah sistem yang fleksibel dan senantiasa terbuka untuk modifikasi yang lebih baik. Maka, baik Halaqah Syumuliyah Islamiyah maupun sistem AI-nya selalu dalam moda pengembangan sepanjang masa hidupnya.

Di dalam peta jalan lembaga MHS, sistem Halaqah Syumuliyah Islamiyah dan sistem AI akan mulai diluncurkan dalam bentuk prototip viable dalam bulan Muharram 1446 atau Juli-Agustus 2024, dan diharapkan sudah menjadi sistem yang relatif matang untuk bisa direplikasi dan adopsi oleh publik pada Muharram 1447 atau Juni-Juli 2025.


Dokumen ini diperbarui 24 Agustus 2027.

Last updated